Sabtu, 19 Desember 2009

Indahnya wanita

Wanita

Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak

Tapi dari tulang rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi

Dikutip dari: agar bidadari cemburu padamu
Karya: Salim A. Fillah

syair

Pesona di atas pesona

Ku tanamkan di dalamya mutiara
Lalu ku biarkan bersinar tanpa mentari
Dan berjalan tanpa rembulan
Kedua matanya adalah sihir
Dan keningnya laksana pedang India
Milik Allah-lah bulu mata, leher,
dan kulit yang dicelup merah(‘Aidh Al Qarni)

Dikutip dari: agar bidadari cemburu padamu
Karya: Salim A. Fillah

PENELITIAN BUDAYA

BUDAYA TAKBIR KELILING PADA BULAN RAMADHAN
DI INDRA MAYU-JAWA BARAT


Penelitian kebudayaan
Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mata Kuliah Soft Skill
Pengantar Penelitian Kebudayaan



Disusun oleh:


1. AGUSTIN SUHARTINI (10606002)

2. RINI HEDIAWATI (10606072)


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2009


ABSTRAK

AGUSTIN SUHARTINI, RINI HEDIAWATI. Budaya Takbir Keliling pada Bulan Ramadhan Di Suku Suinda-Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI BUDIARTA.

Takbir keliling adalah suatu acara yang dilakukan pada malam hari pada hari terakhir puasa dan merupakan bentuk perayaan umat muslim dimana mereka telah berhasil menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Takbir keliling juga merupakan bentuk luapan kegembiraan umat muslim dalam menyambut hari kemenangan ( idhul fitri). Tujuan penulis mengadakan penelitian bertema kebudayaan takbir keliling pada masyarakat Indramayu, Jawa Barat yaitu: 1. mendeskripsikan budaya takbir keliling pada masyarakat indramayu, 2. mengiinterpretasikan budaya Takbir Keliling.untuk mendapatkan informasi penulis menggunakan metode wawancara dengan masyarakat setempat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, budaya takbir keliling merupakan wujud ke kreatifitasan masyarakat setemapat guna memeriahkan bulan Ramadhan tanpa menghilangkan hakikat dari takbiran itu sendiri yaitu mengagungkan nama Allah yang menyakini bahwa Allah itu Maha Besar, pemilik seluruh alam semesta ini yang patut kita agung-agungkan. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak bosan dengan takbiran yang biasanya dilakukan hanya di masjid-masjid atau di mushola-mushola saja. Dari penelitian ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa takbir keliling ini dapat mempererat tali persaudaraan dengan masyarakat satu sama lain terlebih lagi dengan masyarakat di luar daerah lainnya dan menciptakan kekompakan saat melaksanakan takbir keliling ini yang dapat diaplikasikan di kegiatan-kegiatan yang lainnya.


I
PENDAHULUAN


I. 1 Latar Belakang Masalah
Mempelajari Kebudayaan adalah sangat menyenangkan. Selain menambah pengetahuan diri juga kita bisa tahu bagaimana kebudayaan tersebut tercipta dan dilestarikan hingga kini. “Budaya” berasal dari bahasa sansakerta yaitu “budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti “budi” atau “akal”. Ada beberapa pendapat tentang kebuayaan dari beberapa ahli. Menurut Sofia Rangkuti-Hasibuan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dan dianataranya terdapat dua unsur yakni unsur phenomenon, bentuk benda atau materi dan unsure noumenon atau bentuk ide dan gagasan. Sedangkan menurut A.L Kroeber dan Clyde Kluckhon, kebudayaan atau peradaban merupakan keseluuhan unsur yang terkandung di dalamnya, seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moralitas, adat dan kemampuan yang lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari definisi kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia sebagai anggota masyarakat yang tercipta dalam bentuk benda atau materi dan bentuk ide dan gagasan yang diyakini dan dirasa manfaatnya bagi masyarakat sehingga mampu dilestarikan hingga kini.
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki begitu banyak suku daerah dan dari suku-suku tersebut tercipta kebudayaan yang berbeda-beda pula. Misalnya, Suku Sunda dengan budaya kesenian, kebiasaan atau adat istiadat, pakaian adat, hukum, kepercayaan, makanan khas dan lain sebagainya. Budaya keseniannya meliputi seni tari, seni musik seni pertunjukan, dan lain-lain. Adapun budaya kesenian yang paling menonjol dari suku sunda ini adalah adanya seni tari jaipong dan seni pertunjukan Wayang Golek. Budaya yang terlahir menjadi adat kebiasaan istiadat adalah seperti membuat sesajen yang diperuntukan bagi roh-roh halus dari keluarga yang telah meninggal dunia agar mereka tidak mengganggu anggota keluarga lain yang masih hidup. Terlebih lagi jika akan mengadakan acara besar seperti resepsi pernikahan, sunatan, nuju bulanan dan lain-lain, sesajen menjadi hal yang wajib di lakukan.
Dari gambaran mengenai kebudayaan di atas, objek penelitian penulis adalah tentang kesenian, yaitu “Budaya Takbir Keliling di Suku Sunda”. Alasan mengapa penulis hendak mengambil objek penelitian tersebut adalah karena Takbir Keliling merupakan salah satu kesenian dan kebiasaan yang sudah sering di lakukan masyarakat setahun sekali ketika bulan Ramadhan tiba. Orang-orang secara suka cita berbondong-bondong mengikuti takbir keliling ini menggunakan mobil dengan bak terbuka. Mengapa Takbir Keliling ini merupakan salah satu kesenian, karena menggunakan alat seperti “bedug” dan alat-alat musik pendukung lainnya yang akan menghasilkan suara yang harmonis dengan diiringi lantunan takbir oleh para pemukul atau pemainnya dengan maksud membesarkan nama Allah SWT. “Takbiran” biasa orang memanggilnya adalah memang kebiasaan yang lazim dilakukan hampir seluruh masyarakat yang memeluk agama Islam sebagai ungkapan rasa syukur terhadap tuhannya. Takbiran ini biasanya dilakukan setelah sholat Magrib di mushola atau di masjid-masjid di akhir puasa Ramadhan atau sehari sebelum hari raya idul fitri dilaksanakan. Seiring perkembangan arus zaman, Takbiran ini akhirnya dimodifikasi dengan berkeliling menggunakan kendaraan. Untuk itu dinamakan Takbir Keliling.
Melalui penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya.

I.2. Tujuan Penulisan

1. Ingin mendeskripsikan budaya Takbir Keliling pada masyarakat Indramayu.
2.Untuk mengiinterpretasikan budaya Takbir Keliling pada masyarakat Indramayu
I.3. Manfaat penulisan

1. Agar mampu mendeskripsikan budaya Takbir Keliling pada masyarakat Indramayu
2. Agar mampu menginterpretasikan budaya Takbir keliling pada masyarakat Indramayu

I.4. Metode Penelitian

1. Metode pengumpulan data lapangan
2. Metode interpretasi (pengolahan data/Quantitatif)


II
KAJIAN PUSTAKA


II.1 Pengertian Takbir
Takbir, adalah seruan Allahu Akbar الله أَكْبَر ("Allah Maha Besar") yang merupakan sebuah kalimat dalam bahasa Arab, artinya ialah Allah Maha Besar/Agung. Seruan ini dikumandangkan oleh umat Muslim untuk memuliakan nama Tuhan atau asma Allah.

II.2 Pengertian Ramadhan
Ramadhan (ejaan KBBI: Ramadan, dalam bahasa Arab:رمضان) adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, shalat tarawih, peringatan turunnya Al-Quran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Al-Quran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadhan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Al-Quran pada surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya:
"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."


III
DESKRIPSI KEBUDAYAAN



III. 1. Peralatan Yang Digunakan

Adapun peralatan yang digunakan pada saat takbir keliling yakni:

1. Benda yang akan diarak
Benda yang akan diarak dapat berupa replika/tiruan binatang, masjid, tokoh(orang).


Contoh benda arakan:

2. Obor
Lampu(lentera) yang terbuat dari bambu yang diisi dengan minyak dan diberi sumbu. Obor merupakan salah satu ciri khas dari acara malam takbiran. Obor digunakan sebagai sarana penerangan pada saat malam takbiran.

3. Bledogan karbit
Selain pembuatan obor, hal yang tidak kalah pentingnya dalam acara malam takbir keliling yakni pembuatan “bledogan karbit”. Bledogan karbit yakni sejenis petasan yang berukuran besar yang terbuat dari potongan bambu yang besar pula, yang kemudian diisi dengan karbit kemudian disulut, sehingga dapat menghasilkan bunyi yang cukup keras.

4. Lampu Cina (lampion )
Selain obor sarana penerangan lain yang juga sering dijumpai pada saat malam takbir keliling yakni lampu cina(lampion), hal ini dikanrenakan oleh bentuk lampu cina (lampion) yang indah.

5. Bedug
Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

6. Kentongan
Kentongan terbuat dari kayu yang dibentuk dengan berbagai ukuran. Ada yang berukuran kecil dan ada juga yang sengaja dibuat besar. Tergantung pada besar kecilnya bedug yang dilengkapinya.
7. kendaraan beroda 2 , 4 atau lebih
Kendaraan ini dibutuhkan apabila takbir keliling tidak dengan berjalan kaki.


III.2. Persiapan Takbir Keliling


Persiapan dalam mengadakan takbir keliling mulai dilakukan ± ½ bulan akhir menjelang hari raya, yaitu 15 hari hari sebelum hari raya idhul fitri. Adapun persiapan yang dilakukan yakni membuat benda yang akan diarak ( dipamerkan secara keliling). Benda yang akan diarak dapat berupa replika/tiruan binatang, masjid, tokoh(orang), dan aneka macam makhluk ghaib. (benda arakan tersebut di Bali dikenal dengan ogoh-ogoh).
Pembuatan benda arakan biasanya dilakukan oleh para remaja, khususnya remaja masjid dan dibantu pula oleh masyarakat sekitar. Selain pembuatan benda arakan, masyarakatpun disibukan dengan pembuatan peralatan takbir keliling lainya yang dapat menambah semaraknya acara malam takbir keliling. Salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari adanya acara malam takbir keliling yaitu adanya obor.

“Obor selalu ada dalam acara takbir keliling setiap tahun”
Di daerah Indramayu, khususnya di Bongas, dalam mengadakan takbir keliling masyarakat menyertakan “organ” ( musik yang terdiri dari gitar, piano, seruling, drum yang dilengkapi pula denagn sound system, yang biasa diadakan pada saat hajatan) yang diharapkan dapat menambah semarak suasana malam takbir keliling.


III.3. Pelaksanaan Takbir Keliling.
Pelaksanaan takbir keliling di daerah Bongas Kab. Indramayu

1. Waktu Pelaksanaan

Takbir keliling diadakan pada malam hari sebelum hari raya idul fitri tiba. Takbiran biasanya dimulai setelah sholat isya atau sekitar pukul 20.00 WIB.

2. Peserta( orang-orang yang turut berpartisipasi)
Takbir keliling diramaikan oleh masyarakat sekitar, dari mulai anak kecil sampai dengan orang tua. Mereka berkeliling seraya mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. (ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR. LAA…ILAHAILALLAH HUALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR WALILLAA HILHAMD).
Hampir semua masjid dan mushola di daerah Bongas mengadakan acara takbir keliling. Tiap-tiap masjid dan musholapun berlomba-lomba saling mempertunjukan kekompakan dan kreatifitas masing-masing dalam meramaikan suasana malam takbir keliling.
Tidak jarang satu rombongan masjid/mushola yang berpapasan di jalan dengan rombongan dari masjid/mushola lain. Pada saat berpapasan inilah masing-masing rombongn berusaha menampilkan atau saling memamerkan kreatifitasnya masing-masing. Mereka saling berlomba menunjukan kemeriahan dan semangat mereka dalam bertakbir, hal tersebut bahkan dapat memadati jalan sehingga dibutuhkan kesabaran agar masing-masing rombongan dapat meneruskan takbir keliling tanpa adanya suatu keributan.


3. Rute Yang Dilalui Pada Saat Takbir Keliling.

• Dengan Berjalan Kaki
Rute yang dilalui rombongan takbir keliling jika berjalan kaki biasanya rombongan berkeliling ke 3-4 desa.
Takbiran dengan berjalan kaki ini lebih sering dilakukan karena suasana takbiran lebih terasa dan lebih mengundang perhatian banyak warga, karena biasanya lebih meriah. Selain itu juga takbir keliling dengan berjalan kaki ini juga dapat diikuti oleh lebih banyak warga masyarakat.

• Dengan Menggunakan Kendaraan
Rute yang dilalui oleh rombongan takbir keliling dengan menggunakan kendaraan biasanya lebih jauh dibandingkan dengan takbir keliling yang hanya berjalan kaki, dapat berkeliling 7-10 desa tetangga. Takbir keliling dengan menggunakan kendaraan ini lebih jarang dilakukan karena tidak banyak warga yang dapat turut serta, hal ini disebabkan karena terbatasnya tampungan orang dalam kendaraan yang disediakan oleh panitiA.




IV
INTERPRETASI

Hasil
Data yang didapat penulis dari hasil wanwancara dengan warga setempat:
1. takbir keliling merupakan suatu rutinitas masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas yang dilakukan setiap tahun pada akhir bulan puasa.
2. kebiasaan bertakbir keliling sudah sejak lama dijalankan oleh masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas sejak bertahun-tahun lamanya.
3. bagi masyarakat sekitar takbir keliling merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.
4. kebiasaan takbir keliling merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Indramayu khususnya masyarakat Bongas.
5. pada era modern ini takbir keliling menjadi lebih meriah dengan diikut sertakannya baik alat musik modern maupun alat musik tradisional misalnya: gitar, bas, drum, seruling, gendang , dll.
6. takbir keliling tambah bernyawa dengan banyaknya warga yang turut berpartisipasi.
7. bagi anak-anak takbir keliling merupakan salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya.
8. takbir keliling pun dapat memper erat hubungan silaturahmi antar masyarakat sekitar.
9. dalam bertakbir kelilingpun masyarakat memerlukan kekompakan dan gotong royong.
Kutipan wawancara penulis dengan salah satu warga Bongas Kab. Indramayu.
1. assalamualaikum bu.
Jwb: waalaikum salam wr.wb.
2. sudah berapa lama ibu tinggal didaerah Bongas?
Jwb: saya sudah tinggal di daerah Bongas kira-kira selama 75 tahun, karena sejak lahir saya sudah di daerah ini.
3. apakah ibu mengetahui tentang budaya takbir keliling di daerah ini?
Jwb: iya, saya tahu.
4. suadah berapa lama masyarakat daerah Bongas mengadakan takbir keliling?
Jwb: masyarakat di daerah ini telah melaksanakan takbir keliling sejak bertahun tahun lamaya.
5. tepatnya sudah berapa tahun?
Jwb: ya, sekitar lebih dari 25 tahun yang lalu.
6. bagaimana masyarakat menerima budaya takbir keliling ini?
Jwb: masyarakat sangat bahagia dalam menyambut dan melaksanakan kegiatan takbir keliling ini.
7. bagaimana mereka mempersiapkan takbir keliling?
Jwb: mereka saling bergotong royong demi terlaksananya acara takbir keliling ini.
8. apakah kegiatan ini dilakukan setiap tahun?
Jwb: ya
9. apakah setiap tahunnya perayaan takbir keliling selalu berjalan meriah?
Jwb: ya, para warga selalu berusaha agar takbir keliling dapat berjalan dengan meriah setiap tahunnya.
10. apa yang menjadi alasan warga dalam mengadakan takbir keliling?
Jwb: warga masyarakat Bongas tetap menjaga tradisi takbir keliling yang diadakan setahun sekali ini. Diantara alasan warga tetap melaksanakan takbir keliling diantaranya ialah: takbir keliling merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan karena mempunyai banyak nilai positif. Takbir keliling dapat menambah rasa persaudaraan dan gotong royong antar warga masyarakat. Takbir keliling juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur warga menyambut datangnya hari kemenangan(idhul fitri), karena warga masyarakat Indramayu khususnya masyarakat daerah Bongas mayoritas penduduknya beragama Islam.

V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Takbir keliling bagi warga masyarakat Indramayu merupakan salah satu risan budaya yang perlu dilestarikan. Warga masyarakat Indramayu khususnya daerah Bongas berusaha mempertahankan tradisi takbir keliling dengan tetap berusaha menyalenggarakan takbir keliling setiap tahun.
Seiring berjalannya waktu takbir keliling di daerah Indramayu pun mengalami banyak perubahan yang di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pada mulanya, takbir keliling dilaksanakan oleh para warga dengan cara sederhana, para warga bertakbir keliling desa dengan hanya membawa obor. Semakin majunya jaman mengakibatkan pelaksanaan takbir kelilingpun kian meriah. Masyarakat menyertakan alat musik baik itu alat musik tradisional maupun alat musik modern ( gitar, bas, drum, seruling, piano, keyboard, bedug, kentongan, rebana, dll) bahkan juga menggunakan alat pengeras suara serta kendaraan bermotor ( motor, mobil).

V.2 . Saran

Dalam hal ini penulis menyarankan:
1. Takbir keliling hal yang positif sehingga baik untuk tetap dijaga pelaksanaannya.
2. Takbir keliling juga merupakan bentuk kegembiraan umat muslim dalam menyambut hari raya kemenangan yaitu Idul Fitri. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dijaga sebaik mungkin agar tidak menodai makna takbir keliling itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Takbir
http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadhan










Rabu, 16 Desember 2009

TUGAS 4

ANALISIS WAWANCARA ETNOGRAFIS

1. Tahapan tahapan dalam penelitian etnografis :

• Memilih Masalah
Pada intinya etnografi dimulai dengan permasalahan umum yang sama. Pertama:
Apa makna kebudayaan dalam suatu kelompok untuk mengatur tingkah laku dan menginterpretasikan pengalaman. Permasalah ini di dasarkan pada teori kebudayaan.

• Megumpulkan data kebudayaan
Etnografer mengajukan pertanyaan deskriptif dengan melakukan observasi umum dan mencatat semua ini dalam catatan lapangan.

• Menganalisis data kebudayaan
Analisis ini meliputi pemeriksaan ulang catatan lapangan untuk mencari symbol symbol budaya serta mencari hubungan antara symbol symbol itu.

• Memformulasiakan hipotesis etnografis.
Etnografer memformulasikan hipotesis untuk diuji. Hipotesis ini muncul dari budaya yang dipelajari. Hipotesis etnografis harus diformulasikan setelah mengumpulkan data awal. Hipotesis etnografi mengusulkan hubungan yang harus diuji dengan cara mengecek hal hal yang diketahui oleh informan.

• Menuliskan Etnonografi
Penulisan deskriptif kebudayaan akan menstimulasi hipotesis baru serta membawa peneliti untuk kembali melakukan lebih banyak penelitiaan lapangan. Menulis merupakan suatu proses perbaikan analisis.

1. Macam macam Analisis Etnografi
• Analisis Domain: penyelidikan terhadap unit unit pengetahuan budaya yang lebih besar yang disebut Domain. Dalam melakukan jenis analisis ini, kita akan mencari symbol symbol budaya yang termasuk dalam kegiatan domain.

• Analisis Taksonomi: pencarian struktur internal domain serta membentk identifikasi susunan yang bertentangan.

• Analisis Komponen : Pencarian atribut atribut yang menandai berbagai perbedaan diantara symbol symbol dalam sebuah domain.

TUGAS 3

Pengantar Penelitian Kebudayaan

1. Jelaskan proses dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara etnografer dengan informan?

Wawancara etnografis meliputi dua proses yang berbeda namun saling melengkapi satu sama lain, diantaranya: mengembangkan hubungan dan memperoleh informan. Hubungan yang baik mendorong informan untuk menceritakan budaya yang dimilikinya. Hubungan merujuk pada suatu hubungan harmonis antara etnografer dengan informan. Hal ini berarti bahwa pengertian dasar suatu kepercayaan telah berkembang sehingga memingkinkan adanya arus informasi bebas. Baik etnografer maupun informannya mempunyai perasaan yang positif terhadap wawancara itu dan bahkan menikmatinya. Dalam hal ini, hubungan itu tidak perlu berarti persahabatan yang erat atau kedekatan yang dalam antara dua orang.

2.Jelaskan tujuan melakukan wawancara dalam penelitian etnografer?

Setiap peneliti sudah memahami bahwa tujuan melakukan wawancara dalam penelitian apapun adalah untuk mendapatkan informasi. Adakalanya informasi mengenai suatu kebudayaan harus didapat dengan melaukan wawancara. Hal ini disebabkan proses wawancara menjadi alternative yang cenderung mudah dalam mendapatkan informasi yang ingin kita dapatkan.

3.Bagaimana cara menemukan permasalahan jika anda melakukan penelitian kebudayaan lain?

pada dasarnya, keingintahuan peneliti atau sesuatu yang harus diungkapkan oleh peneliti adalah masalah penelitian. Jadi, dalam melakukan penelitian kita harus menemukan permasalahannya terlebih dahulu. Jika dalam hal ini penelitian yang dilakukan ada dalam ranah kebudayaan, maka suatu permsalahan harus berhubungan dengan kebudayaan yang diteliti.

TUGAS ETNOGRAFI

TUGAS 2

1. Pengertian catatan etnografi:
Sebuah catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam, gambar, artefak, dan benda lain yang mendokumentasikan suasana daya yang dipelajari. Sebuah etnografi dihasilkan oleh sebuah catatan etnografis dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat dalam suatu periode waktu tertentu yang tentu saja meliputi berbagai tanggapan informan terhadap etnografer dengan berbagai pertanyaan, tes dan perlengkapannya.

2. Cara mendapatkan catatan etnografi:
terdapat dua cara mendapatkan catatan etnografi dengan prinsip identifikasi bahasa dan prinsip harfiah.

3. Jenis- jens catatan etnografi:
- laporan ringkas
- laporan yang diperluas
- jurnal penelitian lapangan
- analisis dan interprestasi

4. Bahasa:
karena pentingnya memilih bahasa, maka bila etnografer menuliskan sesuatu dalam catatan lapangannya, ada beberapa metode identifikasi yang harus digunakan. Metode ini meliputi penulisan beberapa hal dalam kurung, tanda kutip, tanda kurung besar. Dan mtode itu harus meliputi identifikasi pembicara. Tujuannya adalah agar didapatkan catatan etnografis yang menggambarkan berbagai perbedaan yang sama dalam penggunaan bahasa sebagaimana situasi lapangan yang aktual.